Monday, March 31, 2008

Nggenjot di Kebun Teh


Sabtu, 8/3/08, bersama Dalu dan Boy JP, kami bertiga nggenjot di Kebun Teh Lawang. Tiba di Kebun Teh pukul 08.00, kami langsung berkemas untuk nggenjot. Tahap awal kita langsung disuguhi tanjakan berbatuan yang pendek tapi sangat menguras tenaga, karena tak ada pemanasan sebelumnya.
"Giginya ndak mau dioper, pak", kata Dalu setelah tiba di tempat aku menunggu sambil bercengkerama dengan Ibu pemetik daun teh. Lolos dari track berbatuan, kita masuk track yang mengasyikkan dengan view yang tak akan ditemui di Surabaya.
"Stop", kataku. Di sini dulu ada jembatannya, meski rusak tapi masih bisa dilewati. Coba kita susuri jalan setapak. Yupp, jalan setapak selalu membuktikan bahwa kita bisa mengikutinya untuk meneruskan perjalanan. Setelah berfoto-foto ria, nggenjot dilanjutkan hingga pertigaan yang meragukan. "Kemana kita?" kataku ragu. Dulu aku dan Kemal belok ke kiri. Tak lama dari arah kiri datang sekelompok orang yang nampak berolahraga jalan sehat. "Pagi, pak", sapaku ramah.
"Kita ikuti mereka saja," kata Boy. "Oke, tak ada salahnya," timpalku. "Yang pakai kaos oranye itu orang Tiongkok yang tempo hari muncul di Jawa Pos berfoto di tempat tidur Presiden SBY di Pacitan," kata salah seorang diantara kelompok orang-2 Cina setengah umur tersebut. Wah, hebat. Kami bisa bertemu dengan pejalan kaki yang sudah menghabiskan 300 pasang sepatu dan menjelajahi ribuan kilometer.
Nggenjot di Kebun Teh memang asoy geboy...bikin si Boy enggan pulang. "Sik, pak. Suasanane langka," kata dia meski jarum jam menunjuk angka 10.30. weleh-weleh...

No comments: