Cuaca kota Singosari, Lawang dan Pandaan pada Minggu 26-10-2008 cukup sejuk dan sangat bersahabat kepada kami 20 bikers TCC Surabaya untuk beruji nyali di perbukitan kebun teh Lawang, bagi yang belum pernah rute ini sangat membingungkan sehingga perlu pemandu alat (GPS) untuk bisa lolos keluar dari jebakan jalan bercabang di area kebun teh yang membentang sangat luas.
Start dari STO Singosari menyusur jalan aspal desa Toyomerto dari ketinggian 500an meter diatas laut (mdl) menuju ke kebun teh Lawang di ketinggian 900an mdl diperlukan waktu 2,38 jam jarak tempuh 11,7 KM melalui kombinasi aspal dan jalan kebun, memang tidak seluruh biker yang mau melihat papan yang bertajuk "SETETES MANI SEJUTA HARAPAN" hanya 12 bikers selebihnya lebih baik menunggu diatas kebun teh Lawang oleh sebab provokasi kata2 dengkul kriyet-kriyet.
Bukannya kami arogan bahkan bosan turing bersama rekan namun mengingat perlunya membangun rasa kebersamaan, variasi, mandiri, tantangan serta sedikit berpetualang sehingga pada hari minggu itu sengaja nggenjot bareng hanya bikers TCC metropolis. Asyik memang melalui jalur tebakan tanpa penunjuk jalan, tanpa panitia yang menyiapkan minum di pos-pos pertengahan jalan, tanpa adanya mobil pickup penyapu dibelakang, murni mandiri disana ada kebersamaan, ada rasa kasihan pada rekan dibelakang nanti kesasar sehingga yang leading didepan menunggu di persimpangan sampai tim sweeper dibelakang menyatakan ok dilanjut.
Finish di Taman Dayu tepat pukul 12.30 dan makan aneka penyet di Warung Bu Kris cukup untuk menjadi rekomendasi bagi petualang yang lain, atau bahkan bisa diulang dilain waktu...maybe. (by Marin)
Start dari STO Singosari menyusur jalan aspal desa Toyomerto dari ketinggian 500an meter diatas laut (mdl) menuju ke kebun teh Lawang di ketinggian 900an mdl diperlukan waktu 2,38 jam jarak tempuh 11,7 KM melalui kombinasi aspal dan jalan kebun, memang tidak seluruh biker yang mau melihat papan yang bertajuk "SETETES MANI SEJUTA HARAPAN" hanya 12 bikers selebihnya lebih baik menunggu diatas kebun teh Lawang oleh sebab provokasi kata2 dengkul kriyet-kriyet.
Bukannya kami arogan bahkan bosan turing bersama rekan namun mengingat perlunya membangun rasa kebersamaan, variasi, mandiri, tantangan serta sedikit berpetualang sehingga pada hari minggu itu sengaja nggenjot bareng hanya bikers TCC metropolis. Asyik memang melalui jalur tebakan tanpa penunjuk jalan, tanpa panitia yang menyiapkan minum di pos-pos pertengahan jalan, tanpa adanya mobil pickup penyapu dibelakang, murni mandiri disana ada kebersamaan, ada rasa kasihan pada rekan dibelakang nanti kesasar sehingga yang leading didepan menunggu di persimpangan sampai tim sweeper dibelakang menyatakan ok dilanjut.
Finish di Taman Dayu tepat pukul 12.30 dan makan aneka penyet di Warung Bu Kris cukup untuk menjadi rekomendasi bagi petualang yang lain, atau bahkan bisa diulang dilain waktu...maybe. (by Marin)
No comments:
Post a Comment