Monday, May 5, 2008

Sejawat 3 : Blitar kota kelahiran sang Proklamator


Sore itu Sabtu 03 Mei 2008 cuaca kota kelahiran proklamator kita Bung Karno sangat bersahabat cukup cerah untuk musim pancaroba tahun ini. Kami bersebelas dari TCC ketintang berniat menjajal rute G.Kelud melalui sungai lahar suatu sungai yang diperuntukkan untuk lahar dingin dari kawah G.Kelud bersama sekitar 500an bikers di gelaran Sejawat seri 3. Setelah registrasi dan mendapat kamar di Hotel Herlingga Jaya jalan Jakgung Soeprapto kami bersiap untuk nggowes dalam kota Blitar mengunjungi tempat2 wisata yang memang sesuai dengan maksud dan tujuan Sejawat, Sepeda Jelajah Wisata Jawa Timur. Makam Bung Karno menjadi tujuan pertama kami yang berjarak sekitar 2 Km dari penginapan. Saat menghampiri Kemal di Hotel Maerokoco kami bertemu dengan satu biker yang siap ngeowes juga kemudian kami tawari bareng ke makam Bung Karno dia menganggukan kepala pertanda setuju, sambil nggowes berkenalan dia bernama om Alfa yang saya salut dan acungi jempol si om Alfa ini satu-satunya biker dari Jakarta yang memang sengaja datang setelah di Sejawat seri 2 G.Lawu om ini juga ikut hebat memang beliau biker sejati. Tak lama kemudian kami sudah berada di makam Bung Karno sepeda kami titipkan di penitipan sepeda yang berjajar sepanjang jalan sambil berteriak menwarkan jasa sebelum masuk di pelataran makam melihat-lihat banyak monumen, museum dan penjaja bunga. Setelah pengambilan gambar sebagai kenangan nggowes kami lanjutkan ke istana Gebang yang ramai dibicarakan di berbagai media berjarak sekitar 3 KM kearah selatan dari makam Bung Karno terletak dijalan Sultan Agung no.59. Sebuah rumah besar kuno bercat biru dan dikelilingi beberapa bangunan rumah kecil disekitarnya didalam are tanah yang cukup luas sangat sederhana bangunannya untuk disebut sebuah Istana atau mungkin dulu rumah ini sudah cukup wah untuk ukuran jaman penjajahan. Tersiar kabar istana Gebang akan dijual oleh salah satu ahli waris dari keluarga besar Soekarno seharga 50 Milliar, sayang memang kalau hal ini sampai terjadi apalagi kalau jatuh ketangan pihak asing. Karena hari sudah cukup gelap pintu rumah utama sudah ditutup beruntung kami masih bisa masuk dipelataran istana anehnya disana ada sebuah warung sederhana yang menyediakan makanan kecil dan kopi panas wah lumayan sebagai penghangat dan lebih beruntung lagi yang jual juga sebagai karyawan disitu setiap hari tugasnya merawat dan membersihkan istana sekaligus sebagai guide untuk bertanya soal seluk beluk istana sambil menikmati hidangan kopi panas…hem maknyooss setelah berbagai cerita tentang istana sudah didapat kami putuskan untuk kembali ke hotel mandi karena jam 19:00 ada tehnical meeting yang diadakan panitia terutama informasi rute yang besok pagi akan kami lalui. Selesai TM jarum menunjuk angka 9 malam sayang rasanya kalau sudah harus kembali ke Hotel, keliling kota kami lanjutkan dengan mobil maksud hati mencari STMJ penambah stamina namun setelah berputar-putar nggak nemu yang ada hanya SMJ alias susu jahe madu wah boljug nich apalagi ditambah tetel bakar, tahu petis, tempe goreng malam kami nikmati sampai pukul 11 malam sebelum akhirnya kami harus kembali ke hotel menyusun kembali stamina, semangat dan daya juang untuk besok manaklukan lereng G. Kleud melalui sungai lahar dingin

1 comment:

Anonymous said...

wah orang telkom sehat-2
kita juga mau lho kalau mbantu promosikan produknya Telkom..